catatan kecil dari pinggir hati

Kata Mengejar Makna, dan Aku Menuliskannya #galaudiningrat

Mengumpulkan kata yang tercecer diantara kisah. Semoga menginspirasi, walau hanya sekelebat saja. Selamat membaca : 
  • Seandainya embun itu cinta dan dedaunan adalah rindu,maka engkau adalah pagi yang memilikinya.
  • Air kemricik di ujung daun, mengurai sepi malam menjadi serpihan cinta yang harus kukumpulkan untuk esok hari.
  • Berbisiklah, dan biar kudengar. Suaramu malam, wajahmu siang. Dan cinta kita adalah senja yang abadi.
  • Hujan yang kering, panas yang basah. Rindu yang membalik musim.
  • Jahat tak selalu hitam, suci tak selalu putih. Cinta adalah kelabu yang merona. 
  • Rinduku adalah ombak yang tak pernah sampai ke bibir pantai. Hanya melandai, dan pergi lagi.
  • Seteguk pagi yang gelap, mendahaga sesiang nanti. Seperti rembulan yang gagap, saat bersiap terganti matahari.
  • Mengalunkan lagu hidup dengan seruling kesadaran,mengatur irama dengan genderang keimanan,hasilkan nada merdu hingga akhir lagu.
  • Pagi biru luruh terseduh oleh hujan. Genang air menjadi tuan, cerah menghamba pada hilang. Rindu melepas diri, bebaskan rasa.
  • Kau adalah senja yang tertunda, siang yang terlambat. Tak ada waktu yang memihakmu. Kau adalah rindu....
  • Sepi menulis dirinya dalam rangkaian kata.Rindu menggelar permadani beludru.Kusimak rindu dan sepi terbang menuju langit ke tujuh.
  • Aku dan kau adalah seia.Ia adalah sekata, kata CINTA.
  • Cinta tak pernah mengenal alasan, karena keabadian tak pernah mempertemukan mereka.
  • Seikat pelangi tlah kutitipkan pada awan setelah hujan, agar engkau tahu cintaku masih berwarna.
  • Malam menguak sunyi yang bergema. Gema yang berakhir saat rindu tak lagi bersuara.
  • Suntinglah luka, agar kau layak mendampingi cinta dalam keabadiannya.
  • Airmata pembersih luka, mengalirlah sesaat, sebelum dia membuka mata dan memisahkan kita.
  • Jangan berlinang di mimpiku. Mengalirlah saja di tepi kesedihanmu sendiri.
  • Merayakan luka tak bernama, bersama rindu yang pulang berkelana. Kami berpesta, bergembira.
  • Rindu bukan nestapa. Ia hanya cinta yang memelihara jarak dan waktunya.
  • Dendam mengirim luka pada keabadian, mengubur maaf di lubang terdalam. Tuhan tidak demikian.
  • Mengutip sebait rindu. Membaca cinta walau tak seutuhnya. Sekedar cinta... Sekedar rindu.
  • Kulipat rindu, kusimpan rapi di saku baju, agar kau tak lagi menunggu datangku.
  • Diamlah kau sepi! Agar ku bisa nikmati keriuhan hati. Diamlah kau rindu! Agar cintaku tak lagi sendu.
  • Gelap dan senyap. Hening namun menatap. Pada siang yang akan membunuhnya sebentar lagi.
  • Cinta tulus mengetuk pintu hatimu. Kadang wajahnya tak meyakinkan. Namun bukankah kau juga belum pernah bertemu Tuhan?
  • 'Bawalah sahabatku kemari. Aku tak ingin sendiri bersamamu. Dahagaku tak terpuaskan airmata", pinta Luka pada Cinta.
  • Satu tegukan saja, memusnahkan rindu. Satu kecupan saja, agar kopi tak tersisa di bibirmu.
  • Airmata terisak lirih. Ia tak mau luruh. Hanya ingin menjadi seluruh yang kau rengkuh.
  • Ada yang ditanam, namun bukan cinta. Disemai, tapi bukan rindu. Hanya kenangan yang menjelma luka.
  • Cukuplah aku menjagamu dalam kenangan. Kenyataan hanya berlinang kebimbangan. Aku hanya hamba sahaya cinta,tak bernama.
  • Ah, sepi ini riuh. Aku mendengar sayup bisikanmu di sela airmata yang berlinang di tepi kesedihan.
  • Biarlah kenangan mengalir dan pergi bersama doa-doa dan airmata. Dan luka menyembuhkan dirinya dengan cinta.
  • Bahkan saat gelap tak mampu melihat, siang bersinar sekelebat, Engkau adalah empunya waktu yang menggenggam semesta.
  • Pada tebing kenistaan Kau siap merengkuh aku yang mengaduh. Pada hitam Kau membuatnya tak lagi kelam.
  • Tulang rusuk yg hilang akan menemukan tempatnya lagi. Hingga kematian memisahkannya menjadi tanah yang basah oleh airmataNya.
  • Maha dingin malam yang disucikan oleh airmata.
  • Sirna luka, sirna kamu. Bukan itu. Selebihnya hanya doa pada empunya cinta.
  • Ada yang hilang dari pandang. Musnah membuat resah. Terlempar pada masa kala ...
  • Seperti ombak, rindu datang dan pergi. Akan menetap di pantai saatnya nanti, ketika cakrawala menyapa tepi.
  • Ada duka di dua mata. Ada dua hati di tepian rindu, menanti ombak yang entah kemana.
  • 'Cinta apa adanya' menunda airmata hingga masanya benar2 tiba.
  • Apa lagi yg hrs kubaca, ketika 5 huruf itu tak ada di hatimu.
  • Kuambil sejumput kisah. Telan saja, hingga waktu yang akan menceritakannya.
  • Dingin itu diam, dan kamu.
  • Sudahlah, kau pergi saja. Tinggalkan kesepian bersamaku.
  • Mengasihi cukuplah sekali. Jangan menimang kesepian dalam sunyi.
  • Cinta itu sejatinya diri sendiri, jangan mengadu pada nasib yang mengebiri :)
  • Sebaris kata meretas hati. Ada kosong meluruh sendu, saat rindu menghampiri.
  • Kapan bersua asa? Sekarang atau saat bulan menelan semesta? Ah, ini hanya tanya tak berguna.
  • Kau dimana? Tak ada di peluh dan deru nafasku. Tersisa ciuman yang berdebu. Kurawat saja hingga kau kembali.
  • Jarak merangkak pelan dan berlari, jauh hingga ujung sunyi. Ada riuh disini, dan kau takkan peduli.
  • Airmata ingkari janjinya. Bersumpah tak akan datang sebelum cinta berdamai dengan luka.
  • Seperti engkau bayang-bayang itu. Kepergianmu adalah matahari tenggelam.
  • Seluruh waktuku kan mengantarmu pada keabadian yang sempurna. Luka memperindahnya, airmata menyuburkannya.
  • Selamat pagi kenangan2 yang memenjarakan keabadian ...
  • Rindu sedang bersolek. Ah, andai dia tak secantik itu.
  • Ada siang bergumam, membawaku pada kenangan yang menunggu di ujung jalan.
  • Rembulan kecil, lebih temaram dari kunang, lebih terang dari matahari. Itu kamu.
  • Membongkar rindu diantara puing-puing kenangan. Menyakitkan.
  • Pulang pada keabadian, yang dahulu pernah menjemput airmata.
  • Itu bukan kesedihan. Hanya airmata yang sedang berpesta, dan luka yang menyembuhkan dirinya :(
  • Menulis kisah hidup dengan perlahan. Sayang, tinta tak selalu hitam dan kertas tak melulu putih.
  • Diam adalah doa terdalam.
  • Cinta tidak berpihak. Ia memilih jalannya sendiri. Manusia hanya jalan berkelok yang dilaluinya.
  • Bolehkah aku meminjam senyummu? Sejenak saja, agar mimpi nanti malam menemukan keindahannya.
  • Boleh kupinjam sedihmu sejenak saja? Agar cinta tak berpaling meninggalkan kita.
  • Akan ada yang melupakan, dilupakan. Tak ada lagi jejak kecupan. Hanya kenangan tak bertuan.
  • Cinta itu seperti cakrawala, ada dan tak tersentuh. Namun ia mampu membatasi luas langit dan samudera.
  • Ada yang tertinggal dari senyummu, kegetiran luka yang tercabut nyawanya.
  • Sekecup pun tak ada. Hanya patah yang mengada. Biarlah. Hati bisa mengobati dirinya sendiri.
  • Engkau yang terbelenggu ingatan, usah lara pada rindu. Ia tlah pergi membawa kenanganmu.
  • Ada selaksa makna dalam perjumpaan dan perpisahan. Ambillah, jadikan indahnya kenangan.
  • Bersiaplah untuk dilupakan, karena kadang kenangan itu suka lupa ingatan.
  • Luka dan airmata terwujud dalam kecup perpisahan. Indah, namun sakit adanya ...
  • Seuntai kenangan teronggok di ujung gang, gelap. Dan engkau terlelap menggenggam luka yang tergenang airmata. Buang saja!
  • Sekalah air di matamu, agar masa lalu menjadi debu yang tak mengganggu. Senyumlah pada saat ini, yang sudah lama.
  • Kenang, kenangkan saja. Cinta tak akan bertambah tua. Demikian juga rindu yang menidurkannya.
  • Kehilangan kamu, karena cinta memihak pada keabadian yang menunggumu dan dirinya.
  • Ada cemburu saat cinta lebih menyayangi airmata daripada memeluk bahagia.
  • Sepi menusuk perlahan. Sepenggal kisah tertulis pada luka, yang kau toreh saat menghilang dari pandang.
  • Aku milikmu. Ah, itu mauku. Cinta mengelabuimu dengan cemburu.
  • Cinta seutuhnya adalah merelakan saat luka mengambil haknya, airmata membasuhnya, dan diam menjadi tuannya.
  • Memujamu dengan kata adalah percuma. Biarkan cinta menyatakan diri dengan caranya.
  • Menangislah ketika cinta datang,agar saat dia pergi,airmatamu telah mengering untuk sebuah perpisahan,dan tersisa senyuman.
  • Perpisahan hanyalah sementara. Namun kenangannya abadi di setiap hela napas dan pelukan.
  • Bukan hanya Tuhan, cintapun sejatinya tak perlu dibela. Cinta tak pernah tersakiti dan menyakiti. Ia hanya abadi.
  • Ada senyap terkurung rindu. Hilang rasa terbang kemana, berharap suatu saat akan fana.
  • Kuikat rinduku pada pelangi. Agar ia datang saat musim hujan nanti, ketika dingin merambah hati.
  • Simpan kataku ini, akan ada cium perpisahan suatu saat nanti. Kamu dan aku bersatu dalam kenangan abadi.
  • Biarkan lembayung pergi, toh esok dia akan datang lagi. Tp jgn biarkan rindu pergi, krn cinta akan mengiringi.
  • Rindu menepi sejenak.Serentang cakrawala telah ditempuh untuk menemui kau yang berjarak. Dan aku tetap disini, tak bergerak.
  • Luka tak mengenal musim. Demikian juga airmata. Entah saat ini, atau nanti.
  • Biarkan luka itu menganga, agar cinta bisa tinggal didalamnya dan menampung airmata.
  • Sampaikan salamku pada perpisahan. Rindu tlah kupeluk erat. Hanya untuk sejengkal malam ...
  • Ada senyum tertinggal di kenangan. Kisahnya senyata perpisahan, sefana keabadian ...
  • Rindu berpijak pada bumi, mendoakan cinta yg tlah mati. Satu nama, satu cinta, satu hati.
  • Cinta, luka, bahagia, airmata, dan kamu.
  • Mencintaimu, seperti rasa kehilangan yang tertunda ...
  • Sudah siapkah engkau menghadapi luka dan kenangan? Bertanyalah pada cinta, ia akan menjawabnya.
  • Ah, senja tlah pergi, seperti rindu yang tlah lama suri. Cinta menunggu hingga dini hari ...
  • Sudah saatnya rindu ini pergi, membias lepas menjadi kenangan yang akan mendewasakan
  • Dan lembar kenangan ini kututup saja agar engkau tak kembali menjelma airmata
  • Cinta yang memilihmu dan dia. Bukan kamu dan dia yang bersekutu memilih cinta.
  • Engkau rebah di bahuku karena kenangan bangun dari tidurnya. Dan airmata membasah resah karena luka tak kunjung mengering
  • Merindu rindu yang pergi. Mengenang kenangan yang terpelanting ke masa kelam. Diam ...
  • Menuju keindahan sesaat, senja yang bertahta sejenak. Tidak lebih lama dari ciuman dan kenangan abadi.
  • Boleh boros muka, tapi jangan boros hati. Boleh boros rindu, tapi jangan boros luka. Berhematlah dengan cinta
  • Berpalinglah pada kenangan, kau hanya temukan airmata tergenang. Tatap saja rindu yang didepanmu dan katakan 'I love you'.
  • Menyapa pagi dan kamu, yang menjadi kenangan dalam sebingkai kecupan perpisahan ...
  • Mendoakan rindu saat malam mulai berdebu. Agar esok pagi sirna menjelma cinta ...
  • Kutitip doa pada hembusan angin. Bisikkan padanya, bahwa kenanganku tak beranjak pergi.
  • Apa yang kudapat dari dirimu? Hanya sepotong kecil rindu yang bertumbuh tiap waktu
  • Kucium kenangan saja. Ia lebih nyata. Ada, dan disini ...
  • Seribu jarak tubuh, sejengkal hati saling merengkuh.
  • Kumatikan saja lampunya, agar cermin tak lagi melihatku. Tapi,... Dimana engkau? Bayanganmupun tak beranjak dari kegelapan
  • Rindu berlinang airmata. Ia tak mau sepi selalu menjadi akhir kisahnya.
  • Kau menyesatkanku di labirin kenangan. Entah dimana ujungnya, cinta atau rindu?
  • Ini kamu atau kenangan? Kenapa melayang-layang di pikiran?
  • Jangan menyapa rindu yang sedang sendu. Kenangan dan luka sedang beradu, siapa sepahit empedu.
  • Dulu dan masa depan adalah saat ini yg sdg meraba kenangan dan memprediksi keabadiannya
  • Kau yang di timur, andai senja bisa kugeser ke sana, agar bisa menikmati keindahanmu juga ...
  • Kenangan merajut kisahnya sendiri. Rindu menyerupai perca yang terbuang disini. Aku? Seonggok sampah yang tertumpah.
  • Ciumanmu itu abadi. Masih ada rasa yang tertinggal disini. Walau pelukmu bukan milikku lagi.
  • Biarlah cinta menemukanmu, agar ia tak sendiri dalam keabadiannya. Akupun begitu ....
  • "Kamu bodoh!" | "Tidak. Aku tidak bodoh! Aku hanya mencintaimu!"
  • Kesempurnaan cinta adalah saat kamu bisa menyayanginya dengan airmata dan membencinya dengan senyuman
  • Selamat malam kenangan. Tidur dan istirahatlah. Agar esok pagi kau bisa bangunkan rindu dari tidurnya
  • Tumpahkan saja kopi itu. Biarkan mengering. Suatu saat kan kukenang menjadi sebuah perjumpaan.
  • Aku tetesan lilin diujung asbak.Pernah melihatmu dalam temaram apinya. Jangan menoleh lagi. Aku tak mampu membakarnya lagi.
  • Dua exelso itu hanya terdiam. Kau yang memesannya. Membiarkan kopi menelan kepahitannya sendiri, itu maksudmu?
  • Seperti sudah saatnya, melepasmu menjadi kenangan. Agar abadi dan menjadi luka tersembuhkan
  • Diammu menjelma kenangan. Matamu adalah kisah. Dan kasihmu menjadi pelukan terabadikan.
  • Ada pelangi pada sebuah pelukan perpisahan. Walau warnanya tak seindah ciuman pada saat perjumpaan
  • Hujan dan airmata. Kecupan dan pelukan. Bukan, itu hanya pelangi yang menampakkan dirinya setelah hujan.
  • Ada tangis sebelum tawa, ada tawa sebelum tangis. Dan diantaranya adalah cinta.
  • Mencintaimu dengan segala kenangan yang kau tinggalkan disini, walau kau tak bersamaku lagi. Kenangan adalah saat ini.
  • Cintai aku dlm kenangan dan perpisahan, agar engkau lebih menghargai arti pertemuan dan kenyataan.
  • Ada rindu yg kau ciptakan. Menjelma luka tak bernama. Sepi ini adalah kamu yang disana.
  • Kadang, diam adalah kegalauan yang sempurna, dan bisikan adalah rindu yang merana
  • Memungut rindu yang terselip diantara seonggok cinta dan kenangan yang tlah usang
  • Aku memelukmu dalam kisah2 yang teruntai. Dan aku melepasmu seperti kenangan yang tercerai menjadi kepingan
  • Gantilah ingatan tentang airmata menjadi senyuman, agar kenangan-kenangan usang lebih layak diingat dan diperjuangkan
  • Merayakan cinta bersama luka tanpa nama, yang tak pernah malu menunjukkan wajahnya lewat rindu maupun kenangan
  • Malam yang sama, cintanya juga. Hanya kenangan saja yang berbeda. Bukan kamu yang disini, tapi ciuman lama yang menyepi
  • Seperti kuncup mawar yang jatuh ke tanah, sesat sesaat pada diam yang menjajah. Antara ketiadaan yang menjelma dalam penderitaan
  • Ada diri menyendiri. Ada riuh membunuh diri. Entah mana yang berpihak pada kini
  • Menangis dan berharap pada tawa, agar ia datang lagi. Riang yang menantang kelam menjadi malam berbintang
  • Menjauh saja,...menjauh. Airmata ini telah berpeluh, penuh keluh, mengaduh
  • Bungkam kegaduhan ini. Sesaat mengubah hati menjadi pisau belati, mengiris pedih yang telah mendidih. Tuhan sedih, aku sedih, ketiadaanpun
  • Sampai hati ini meredam remah yang marah. Sampai nanti marah akan menjadi remah. Dan sampai kini marah pada ramah
  • Aku menujumu dengan rindu. Memujamu dengan sendu. Mencintaimu dengan lukaku
  • Selamat malam kisah2 yg sdg menceritakan dirinya sendiri melalui kenangan tentang perjumpaan
  • Menantimu, hingga tiba pada waktu saat rindu lelah menunggu, dan cinta yang memelukku
  • Berkawanlah dgn kesedihan agar kita tau betapa erat persahabatan kita dgn kebahagiaan
  • Lebih baik mencintaimu dalam kenangan, daripada menyakitimu dalam kenyataan
  • Biarlah dia yang mencintaimu. Aku akan mengenangmu saja, karena aku tak mampu merasakan rasa kehilangan itu
  • Apapun yang terjadi, setiap malam mempunyai kenangannya.Bahkan saat kamu sendirian memeluk rindu yang dia tinggalkan untukmu
  • Malam inipun. Malam kemarinpun. Saat inipun. Kenanganpun. Pun itu tanpa kamu
  • Kesedihan adalah cara cinta menyayangimu dengan ketabahan
  • Kamu seperti hujan, datang seketika, mendinginkan, dan kemudian hilang menjelma pelangi
  • Pada malam aku bergumam, meramaikan sepi yang ditinggalkan kenangan. Kedamaian yang menyakitkan
  • Kau ingin memanjakanku dengan kenangan, walau sebenarnya sama saja dengan kau membunuhku dengan perlahan
  • Berdiam sejenak. Menghapus perlahan. Biarkan mereka berjalan, tanpa harus melambaikan tangan yang menghamba perpisahan
  • Tak usah sembunyikan luka karena kenangan, Toh ia akan muncul nanti, saat rindu melumat waktu
  • Biarlah kesedihanmu menjadi milikku. Dan itulah kebahagiaanku ...
  • Kadang cinta mampu membiaskan kenyataan menjadi tempias-tempias kecil air hujan yang hilang bersama embun
  • Aku merabamu dalam luka. Menciummu dengan kenangan. Memelukmu bersama airmata. Kamu, yang tak pernah ada...
  • Kebahagiaan, seperti cinta yang entah. Kadang nampak dan kita tak menyadarinya, dan saat menghilang kita mencarinya
  • Saat yang melesat, diam yang bergumam. Ketiadaan mendandani dirinya dan nampak cantik malam ini
  • Terkesiap, sepi meratap. Menjadi diam yang mencumbu dirinya sendiri. Menjadi gaduh yang memanipulasi peluh
  • "Tak perlu melukai diri. Luka akan datang dengan indah pada waktunya. Dan sejatinya aku ada disitu." Kata Cinta ....
  • Sesaat mengagumimu dalam keindahan, sedetik kemudian kau menjelma menjadi ketabahan dalam ciuman perpisahan
  • Aku ingin menyapih kesedihan. Membiarkan ia mencari airmatanya sendiri, bukan mengambil dariku
  • Rasakan saja, marahkan saja, sedihkan saja. Jangan dilawan. Toh suatu saat akan menjadi kenangan
  • Kekasih itu puisi. Rasa bersembunyi di balik kata. Hingga kamus manapun tak mampu mengartikannya
  • Dan kenangan mulai berbisik di ujung telinga : "Sampaikan salamku pada kesedihan yang menjemputmu."
  • Kenangan menjadi abadi, karena ada saat ini yang menemani
  • Menghapusmu dari ingatan, mengingatmu dalam kenangan, seperti senja biasa yang kehilangan warna lembayungnya
  • Cinta bukan kata, namun ruh pada napas dan nadi kita. Bagaimana kita mencinta? Tanyakan pada tarikan dan hembusan napas kita
  • Bolehkah ku bersamamu sejenak saja dalam sebuah kenangan? Agar aku tak merasakan perpisahan
  • Riuh dada saat kita membisu, terpisah jarak waktu. Cintalah yang memelihara jarak dan waktunya, menjadi rindu ini sayangku
  • Melukaimu bukan inginku. Tapi saat ego menipu ia bisa mengubah rindu menjadi sendu
  • Luka2 hatimu karena aku. Dan kau pergi menyembuhkannya, bukan kepadaku. Tak apalah, aku kalah
  • Ada diam berbisik tentang cinta. Tak kudengar apa katanya, tapi bisa kurasa. Mungkin memang itulah cinta, diam namun terasa
  • Sebutir pasir tertinggal di ujung cakrawala. Batas laut tak tertaut. Cinta sedang memaknai kesendiriannya
  • Tenanglah...tenang. Pada diam aku berkawan, bersama sunyi aku bernyanyi. Senyaplah...senyap...
  • Luka semi jelang pagi. Siang sembuhkannya dengan mentari.
  • Rembulan torehkan kuasanya lagi, saat malam terkoyak dendam
  • Ada airmata diantara bingar kebahagiaan. Ada senyum disela kesedihan. Kadang begitulah cinta mewujudkan dirinya
  • Mencintaimu. Melukaimu. Memaafkanmu. Merindukanmu. Melepasmu, malamku dan malammu
  • Memelukmu dengan airmata tanpa berkata-kata, dan kaupun tahu saat itu cinta yang sedang bicara
  • Kadang cinta hadir sekejap saja. Yang tersisa hanya rindu, luka, dan kenangan menggantung di pelupuk mata
  • Engkau seperti puisi tanpa tanda baca, sepi. Takkan berarti tanpa ucap yang bernyanyi
  • Hujan bukan kesedihan. Ia hanya menemani kesendirian yang entah sedang merasakan apa....
  • Jangan biarkan ruang kesedihan terisi. Mengosongkannya adalah hidup yang dimaksudkan Tuhan sejak kesedihan dicipta
  • Pada luka, rindu, dan kenangan. Dari cinta yang menjadi awal segalanya
  • Aku hanyalah kepingan kisahmu yang tersudut oleh kenangan. Selesaikan ceritamu, dan hapuslah aku
  • Tuhan pny 1 alasan utk mencintai manusia,yaitu cinta.Manusia pny 100 alasan utk cintai pasangannya,100 alasan itu pula yg hancurkan cintanya
  • Rinduku padaMu adalah ombak yang tak pernah sampai ke bibir pantai. Hanya melandai, dan pergi lagi
  • Berbisiklah, biar kudengar. Suaramu malam, wajahmu siang. Dan cinta kita adalah senja yang abadi
  • Seandainya embun itu cinta dan dedaunan adalah rindu,maka engkau adalah pagi yang memilikinya
  • Cinta tak pernah mengenal alasan, karena keabadian tak pernah mempertemukan mereka
  • Selipkan sebaris puisi dlm doamu,agar Tuhan tahu bhw manusia msh pny rasa.Selipkan doa dlm puisimu,agar manusia tahu kamu msh beriman
  • Suntinglah luka, agar kau layak mendampingi cinta dalam keabadiannya
  • Aku menemukanmu, telah menjadi butiran airmata. Keindahan yang tak mau lagi bertemu ...
  • Aku belajar dari keberadaan senja. Sepenggal waktu ia datang, namun kenangannya menjelma keabadian
  • Kutitipkan rinduku pada pelangi setelah hujan pergi. Agar kau tau bahwa aku masih punya hati ...
  • Membuang rasa 'entah mengapa' yang mengapung sejak semalam. Menanam nestapa, menyuburkan cinta yang papa
  • Kubungkam baris dan kata. Biarkan saja membisu. Toh ini hanya rindu yang semu
  • Rindu yang compang-camping. Ia tak sempat berdandan. Kenangan mengajak pergi menuju peraduan keabadian
  • Kubergumam pada malam, ah andai senja berumur panjang, seperti cinta yang tak pernah terbenam...
  • Siapa yg mengambil kopiku sore ini? Mungkin senja kelabu atau rindu yang membeku? Entahlah...
  • Dalam cinta ada kesedihan dan kebahagiaan, diantara keduanya adalah ketabahan
  • Jangan menyerah pada amarah, yang akan membirukan harumu dan menumpahkan airmatamu
  • Ada yang tersisa dari kecupan semalam, rasa berakhir yang tak berkesudahan
  • Mencintaimu adalah membahagiakan dirimu dengan kesedihan-kesedihanku
  • Sehingga yang terdalam hanyalah cinta yang tak terungkapkan
  • Mencintai dan dicintai adalah sebab akibat. Selebihnya, Tuhan yang terlibat
  • Ada kemarau pada saat bahagia, ada hujan saat rindu terdiam. Ada bahagia saat luka menjelma cinta
  • Sejauh-jauh ia pergi, seluka apapun itu, kenangannya masih tertinggal disini
  • Malam ini terlalu sunyi. Bahkan lebih senyap dari diam yang menyendiri
  • Hujan menitik, memantik rindu yang makin lentik
  • Tukar saja kenanganku dengan mimpimu. Seperti senja yang menukar pelangi dengan kegelapan
  • Yang kaukira kesedihan sebenarnya hanyalah airmata yang merindu pelukan
  • Cinta akan menjadi dewasa saat ada airmata kesedihan yg menetes dari senyum kebahagiaan dan akan memupuknya perlahan
  • Kamu di seberang mengirim pesan, tentang rindu yang makin kerontang. Aku disini, bersembunyi bersama kenangan
  • Senja berkabung. Tak ada teduh matamu saat kemunculannya....
  • Ada yang tertinggal disini, cerita tentang cinta yang telah menemukan akhirnya. Sebuah perpisahan
  • Biarlah pujangga yang merangkai kata, itu pekerjaannya. Aku menikmati cinta saja, tanpa kata-kata
  • Pagi ini seujung doa tentang perpisahan, siang nanti sebaris puisi tentang kenangan, dan malam adalah rindu yang tertahan
  • Ada cinta di setiap tangisan. Cinta yang mendewasakan setiap tetes airmata. Semoga airmata bahagia pada akhirnya
  • Jangan menyalahkan lembayung senja yang kau basahi airmata. Diam saja, dan bungkam kenanganmu
  • Selamat pagi hati yang menyendiri. Ketika sepi tak mampu memahami yang terjadi
  • Senja sekilas, namun indahnya membekas. Seperti ciuman2 yang tertinggal dalam kenangan
  • Mencintai itu tanpa berharap, namun bersiap menghadapi airmata yang meratap
  • Pada kesendirian aku berbisik, tentang hati yang terusik oleh sepi yang terlalu berisik...
  • Andai hujan adalah kamu, akan kubuang semua payung yg selama ini menghindarkanku dari derasnya
  • Entah kau menamakan apa kejanggalan rasa ini, tapi aku menamainya cinta
  • Rindu hanyalah alasan, dan kenangan menjadi pembenaran
  • Hujan rintik mengiba pada cinta, ingin dideraskan lagi, agar melunturkan rindu di pinggir kenangan yg tak mau pergi
  • Hanya seperti malam-malam sebelumnya, dan sesudahnya. Saat bayangmu tak menghilang, bahkan setelah lampu kumatikan
  • Pada seribu luka, kau menemukan satu cinta. Pada satu kenangan, kau akan bertemu seribu cinta. Sama pedihnya
  • Aku melepas rindu pada kenangan yang tlah lama menunggu sejak luka datang memeluk cinta
  • Senyuman perpisahan itu jauh lebih menyakitkan daripada tangisan perjumpaan
  • Kenangan memenjarakan rindu yg berjeruji luka dan airmata. Sementara cinta menunggu dgn setia di luar sana
  • Ada yg menyelinap, memenuhi malam dgn keinginan2 ttg keindahan dalam ketiadaan. Itu kamu
  • Pd yg Ia ciptakan dan disebut malam. Pada pagi yg akan mengepungnya sebentar lagi. Pada kamu yg diam dan merindu. Aku kelu.



Kumpulan #galaudiningrat dari akun twitter @dabgenthong




0 Komentar:

Post a Comment

Kata Mengejar Makna, dan Aku Menuliskannya #galaudiningrat