Heran. Seorang menteri yang jelas mengurusi pertanian malah bingung ketika harga daging sapi masih saja tinggi walau sudah mengimpor daging sapi dari luar negeri. Menteri Suswono yang namanya disebut-sebut pada kasus impor daging sapi ini terkesan kebingungan dengan situasi yang bisa dikatakan tak terkendali.Harga daging sapi yang melebihi 100 ribu/kilogram telah membuat pejabat-pejabat yang bersinggungan langsung dengan hal tersebut kelimpungan.
Dimana salahnya? Logika dan perhitungan ekonomi katanya telah dipakai untuk mengatasi lonjakan harga daging sapi terutama saat bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran. Glontoran daging sapi impor ternyata tak terlalu diminati oleh pasar. Ada yang bilang daging beku kurang bagus kualitasnya, atau bahkan sampai mempertanyakan halal/tidaknya cara menyembelih sapinya. Rakyat Indonesia ini sangat majemuk. Bukan hanya dari sisi kesukuan atau bahasa saja, namun juga adat istiadat yang akhirnya berpengaruh pada cara berpikir saat menghadapi masalah tertentu.
Lalu apa yang akan terjadi ketika menterinya saja kebingungan menghadapi masalah yang terjadi? Terus masyarakat harus bersandar pada siapa? Bahkan ada beberapa berita yang menyebutkan bahwa Menko Ekuin Hatta Radjasa juga kebingungan menghadapi lonjakan harga daging sapi ini. Menteri saja bisa bertanya-tanya, apalagi rakyatnya. Kredibilitas pejabat menjadi taruhan besar. Apalagi menjelang Pemilu 2014 saat partai-partai mulai melakukan pencitraan, dan salah satu menteri yang kebetulan menjadi anggota partai tertentu seolah mementahkan pencitraan partainya dengan pertanyaannya dan ketidak tahuannya.
Tulisan ini tentu saja tak memberi solusi, karena penulis juga bukan ahli ekonomi, khususnya pada urusan sapi. Hanya ingin mengkritisi kinerja kementrian. Kemudian apa gunanya menteri punya staf ahli? Atau jangan-jangan yang direkrut sebagai staf ahli bukan ahli.
Untuk salah satu link berita tentang Menteri Suswono Heran Harga Daging Sapi Tembus Rp 100.000 silakan ke link ini
Tulisan ini dibuat untuk sekedar menggelitik kita tentang kesemrawutan birokrasi di era reformasi.
Tamansari 10 Agustus 2013
0 Komentar:
Post a Comment