catatan kecil dari pinggir hati

Njagong ala Desa; Krasikan, Lemper, dan Jenang

Njagong, dalam bahasa Jawa bisa diartikan sebagai jagongan, atau ngobrol dan bercengkerama. Dan hari ini saya mengalami njagong yang sebenarnya. Bukan sekedar datang ke sebuah gedung, salaman, makan, lalu pulang. Bukan. Yang saya alami hari ini adalah bagaimana kehendak untuk bersilaturahmi menjadi modal utama saat hendak hadir ke sebuah acara pernikahan. Apalagi perhelatan ini diselenggarakan di sebuah dusun di bukit menoreh, Tempat ziarah Sendangsono masih naik lagi, sampai jalan habis. dan dilanjutkan jalan kaki.
Jalan Setapak Menuju Lokasi Perhelatan

Sebetulnya hari ini memang belum hari H mantenan. Perhelatan baru dilaksanakan esok hari. keluarga memutuskan untuk hadir hari ini, mumpung waktunya selo. Mobil melaju ke arah barat melalu Jalan Godean, kemudian belok ke kanan dan menyusuri jalanan halus, hingga akhirnya masuk ke wilayah Sendangsono. Dari situ jalanan mulai menyempit dan menanjak.Jalanan makin berbatu, dan akhirnya mentok sampai ke sebuah tempat dimana tak bisa dilalui mobil lagi.
Berjalan kaki menyusuri jalanan batu kurang lebih 1 kilometer, lumayan, itung-itung olahraga. Sampai di tempat perhelatan kami langsung disuguhi makanan khas 'default' hajatan mantenan di desa, 
Menu khas Krasikan, jenang, lemper, dan teh panas.

Menikmati snack sejenak, kemudian dihampiri oleh pemilik rumah untuk makan siang. Makanan memang tidak dibawa keluar, tapi kami diminta untuk masuk ke rumah. 



Ditambah dengan teh hangat, lengkap dengan gelas dan baki kayu.
Saya bukan ahli kuliner, sehingga tidak bisa menilai rasa makanan. Dan memang bukan itu yang ingin saya simpulkan disini. Kesederhanaan pedesaan dan orang-orangnya sebenarnya mampu memberi energi positif bagi siapapun yang bisa menerima dengan pikiran dan perasaan terbuka. Bau tanah, panas, jalan menanjak, adalah sebagian kecil dari realita kehidupan saudara-saudara kita di pedesaan. Dan bagi mereka hal-hal ini adalah keseharian yang biasa, sama seperti kita yang terbiasa dengan mall, hape, dan kafe di perkotaan. So, mereka sama seperti kita, punya habbit dan lingkungan yang khas. Tersenyumlah untuk mereka :)




Tamansari, 2 Agustus 2014









1 comment:

  1. Makin sukses untuk websitenya, kami akan selalu mengikuti dan hadir sebagai sahabat yang baik. Terimakasih banyak, pak/bu

    ReplyDelete

Njagong ala Desa; Krasikan, Lemper, dan Jenang