Matamu...
Mata bertemu mata. Bola mata yang menari menghiasi hari-hari mata-mata kita, sayang. Suatu saat matamu lebih indah dari pemandangan manapun. Memandang matamu, seperti menelaah untaian kata Kahlil Gibran, makna tersirat yang penuh gairah. Bahkan saat terpejampun, keindahan matamu adalah keniscayaan.
Mata itu kini memerah. Lelah. Seperti terbenam dalam api kemarahan. Matamu sekarang adalah kesedihan terdalam. Bulu mata yang terbasahi air mata adalah keniscayaan.
Mata indahmu itu tlah pergi.....
Aku yang membuatnya pergi.....
Kembalilah.....
Aku merindu matamu yang dulu.....
Seperti saat awal kita bertemu.....
Tamansari, 23 Mei 2011
0 Komentar:
Post a Comment