catatan kecil dari pinggir hati

Wayang Rumah, Rumah Baru untuk Wayang

Tulisan berikut ini disalin oleh penulis blog dari email yang dikirimkan, dalam rangka memahami konsep wayang rumah untuk dokumentasi yang akan dilakukan oleh penulis blog dan tim.

GAGASAN WAYANG RUMAH

Oleh Ki Slamet Gundono

Rumah sebagai tempat bernaung kita hidup sehari-hari menciptakan aktivitas mulai bangun pagi,mandi , sarapan, bekerja kemudian pergi cari nafkah dan pulang tidur, dst.


Ada kecenderungan rumah menjadi sebuah stagnasi karena rutinitas hidup sehari-hari , sehingga ketika ada perubahan rumah sedikit saja misalnya kita merubah letak barang di ruang rumah kita akan ditemukan nuansa baru .

Wayang Rumah berangkat dari dorongan  menciptakan aktifitas baru yang menghadirkan moment peristiwa kehidupan dalam balutan estetis untuk menerobos rumah yang terkurung dalam  rutinitas ini,di dalam rumah ada cerita  ,ada teks, ada persoalan , spiritualaitas bahkan realita hidup yang bergerak terus menerus.

Wayang Rumah bukan untuk memasuki privacy kehidupan didalam rumah itu namun dia hadir karena permintaan si empunya rumah untuk menciptakan momentum yang beragam  yang mungkin dapat jadi sirkulasi baru didalam rumah.

Wayang rumah mengangkat kisah apapun utamanya Mahabrata dan Ramayana dan Crita Panji maupun babad Jawa dengan interpretasi pernik dalam kehidupan di dalam rumah pada umumnya, tak heran jika yang muncul seluruh  ruang rumah di jadikan tempat pentas dan arena berkespresi.Mulai kamar mandi, tempat tidur, dapur,ruang keluarga , senthong, garasi , gudang, tempat buang sampah dll. Yang terjadi baik yang punya rumah dan pemain Wayang Rumah temukan dimensi ruang rumah dengan aktifitas yang baru, dan  mungkin akan muncul suasana ketika perang Pandu dan prabu gendara di garasi, adegan taman sari di kamar mandi dengan pesinden ,dalang dan pengrawit mendendangkan lagu uler kambang di dalam kamar mandi. Adegan sumpah gendari justru di ruang keluarga sambil menyetel tv nonton bola Timnas dengan Malaysia..kelahiran kurawa di meja makan dst. Ada sebuah realitas yang berbeda  saling tawar menawar dan membuat rumah temukan dirinya dalam atmosfir tak terhingga  yg berbeda sama sekali dari seharian rutinitas  yang kita alami.

Musik yang kita pakai lebih ke cocot atau mulut dalam pengertian bunyi dan vokal . Ini didasarkan pada di dalam rumah banyak percakapan lisan maupun bunyi2an yang memasuki rumah termasuk bunyi cocot  musik gamelan,gambus,percakapan dll.walau sangat mungkin musik atau alat musik yg minimalis masuk kedalam wayang rumah.

Pentas Wayang Rumah nantinya akan menjadi dua versi :

Pertama, dirumah orang yang memintanya atau yang rela rumah untuk bermain Wayang Rumah dan penonton bisa ikuti pergerakan pemain keseluruh ruangan atau penonton diam di bagian rumah hanya  mengikuti lewat suara dari pemain.

Kedua, pentas Wayang Rumah di sebuah panggung pertunjukan yang tim artistik suket akan membuat setting minimalis dari elemen ruang diseluruh bagian dari rumah.Suwun.

Salam budaya

Slamet Gundono

email:slametg@gmail.com



0 Komentar:

Post a Comment

Wayang Rumah, Rumah Baru untuk Wayang