Kali ini saya akan mencoba menulis tentang bagaimana sebuah 'ruang' dan 'jarak' di dalam film itu diciptakan. Tentu saja ini hanyalah bersifat opini dan pengalaman pribadi, dan tak didasarkan pada teori apapun. Sehingga akan menjadi sah-sah saja seandainya ada yang tidak setuju dengan pendapat saya ini. Mari kita mulai :
Film, utamanya fiksi berasal dari ketiadaan yang kemudian diadakan. Tokoh dengan jati dirinya, konflik-konflik yang terjadi, bagaimana penyelesaiannya diciptakan oleh penulis skenario dan divisualkan sutradara. Demikian pula dengan ruang dan jarak dalam film. Seorang sutradara diharapkan mampu menciptakan 'realita'nya. Secara umum ruang dan jarak ini dibutuhkan dalam film untuk membantu penonton memahami set satu dengan lainnya. Hubungan satu tokoh dengan lainnya, dan konflik yang terbangun di dalamnya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dibutuhkan untuk mencipta ruang dan jarak dalam film :
1. Imajinasi
Jelas, hal ini menjadi kunci. Karena ketiadaan tetap akan menjadi ketiadaan ketika imajinasi tidak bermain di dalamnya. Secara teknis, saat pra produksi biasanya filmmaker akan membuat semacam 'peta imajiner' lokasi/set dalam film. Dimana letak rumah si A, menghadap kemana, berapa jarak dari jalan, dan sebagainya. Dari imajinasi ini akan menghasilkan berapa menit yang harus ditempuh dari rumah A ke rumah B, dari rumah A ke kantor, dan sebagainya.
2. Type of shot
Antara longshot dan closeup tentu saja akan menghasilkan impact visual yang berbeda kepada penonton. Misal kita contohkan saat seorang tokoh sedang berjalan, durasi yang lebih panjang pada shot yang lebar berbeda efeknya dengan durasi shot yang panjang dari sebuah shot closeup.
3. Pergerakan kamera
Kamera still akan memperlambat dan memperjauh jarak, apalagi ketika sebuah shot longshot tokoh berjalan dari titik A hingga outframe dan menghabiskan space/ruang yang diciptakan sebuah shot.
4. Cutting
Ini ada kaitannya dengan type of shot dan durasi serta urutan shot yang diedit.
5. Akting dan pemain
Menjadi salah satu elemen penting. Karena dari tokoh inilah dramatisasi lakon tercipta. Bagaimana ekspresi mereka, gesture, dan sebagainya.
6. Musik
Lebih berperan dalam membuat irama.
Tidak ada rumus pasti dalam mengkombinasikan beberapa hal tersebut diatas. Tergantung kebutuhan, berapa 'jarak' dan 'ruang' yang diharapkan tercipta dalam sebuah film. Untuk lebih mudahnya marilah kita menonton film Run Lola Run (1998) , info lengkap tentang film ini silakan ke sini
Secara kebetulan film ini bereksperimen tentang jarak, ruang, dan korelasi dengan waktu. Terdapat beberapa rangkaian scene yang diulang dan digunakan untuk 'bermain' dengan ruang, jarak, peristiwa dan waktu.
Selamat menonton :)
Betul. Mangstab. Thanks sudah berkunjung kesini :)
ReplyDelete